Sepanjang kariernya, Van Basten meraih banyak kesuksesan. Sejarah mencatat, dia membawa Ajax Amsterdam juara Piala Winners 1987. Kemudian ada dua trofi Liga Champions yang dipersembahkannya untuk AC Milan periode 1989 dan 1990.
Kehebatannya juga diperlihatkan di Timnas Belanda. Van Basten turut membawa negaranya menjuarai Euro 1988. Berkat prestasi gemilangnya, dia dianugerahi Ballon d'or pada 1988, 1989, dan 1992.
Tapi di balik itu, Van Basten sering menahan sakit ketika bermain. Hal tersebut mulai dirasakannya pada 1986.
“Dalam lima tahun di pengujung karier, saya pincang setelah menjalani semua operasi. Saya tidak dapat melakukan apa pun tanpa rasa sakit. Dokter mengatakan mereka tidak bisa membantu. Saya menjadi takut,” ucap Van Basten.
“Cedera pertama saya terjadi pada Desember 1986 dan itu tidak pernah pulih. Saya merasa ada sesuatu yang tidak benar. Namun saya membuat kesepakatan dengan Johan Cruyff (pelatih Ajax). Dia mengatakan saya boleh absen latihan dan tidak bermain di beberapa kompetisi. Tetapi saya harus tersedia untuk kejuaraan Eropa apa pun yang terjadi,” tuturnya.
Berkat kegigihannya, Van Basten akhirnya diakui sebagai salah satu striker terbaik sepanjang massa. Setelah pensiun, dia sempat melatih Timnas Belanda, Ajax, Heerenveen, dan AZ Alkmaar.