Bagi Emil, laga ini menjadi debut impian setelah bergabung dari Palermo. Bermain penuh selama 90 menit, dia tidak hanya menjaga gawang dengan ketangguhan, tetapi juga aktif dalam distribusi bola dengan 38 sentuhan dan akurasi operan mencapai 60 persen.
Allegri mengakui Milan harus lebih disiplin dalam bertahan.
“Kalau melihat gol yang kami terima, jelas pertahanan yang harus diperbaiki. Kami tidak cukup merasakan bahaya. Ada lima pemain kami di kotak penalti melawan tiga, jadi seharusnya tidak boleh membiarkan sundulan bebas atau Pezzella berlari ke by-line sendirian,” tegasnya.
Cremonese menunjukkan strategi bertahan yang rapi sekaligus efektif dalam serangan balik. Meski Milan sempat menyamakan kedudukan lewat Strahinja Pavlovic, keberanian Audero mengawal gawang membuat skor tetap berpihak pada tim tamu. Peluang emas Santiago Gimenez di menit akhir pun berhasil digagalkan olehnya.
Allegri mencoba berdalih soal kondisi fisik skuadnya.
“Santiago datang terlambat dan belum bugar penuh. Dia sudah berusaha maksimal, bahkan mendapat peluang dengan sundulan, tapi hasilnya tidak sesuai,” ungkapnya.
Namun terlepas dari evaluasi Allegri, publik menilai kemenangan ini sepenuhnya sah bagi Cremonese. Tim promosi itu pantas pulang dari San Siro dengan tiga poin berkat permainan disiplin dan performa luar biasa dari Emil Audero.