Pelatih berkepala plontos ini mengakui para pemainnya terlihat gugup dalam menjalankan pertandingan. Dia merasa anak asuhnya terbebani karena harus bisa lolos ke babak 16 besar.
“Dan saya sudah katakan, 10 tahun kami tidak bermain di turnamen ini. Ketika bermain di level ini, ada perbedaan kualitas, kualitas individual,” ujarnya.
“Bisa dilihat pemain nomor 11 (Franko Andrijasevic) dan 17 (Jean Evrard Kouassi) harganya separuh dari tim kami. Ketika kami melakukan kesalahan, mereka menghukumnya, mereka pesepakbola kelas atas,” dia menegaskan.
Dengan kekalahan ini, perjalanan Persib Bandung di ACL 2 musim ini berakhir. Maung Bandung finis di peringkat keempat klasemen Grup F dengan 5 poin.
“Satu hal lagi, hal penting menurut saya adalah kami dengan hasil ini mendapat poin untuk membuat Indonesia punya dua tim di ACL. Jadi ini hal yang penting untuk semua klub. Liga membantu kami, jadi kami juga mau membantu liga dan PSSI,” katanya.