Respons Manajemen Arema FC
Di sisi lain, General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, menyatakan bahwa klubnya menghormati keputusan I League terkait regulasi pemain asing. Namun menurutnya, sejak awal pihak Arema memang hanya mengusulkan 9 pemain asing sebagai batas maksimal yang realistis.
"Operator liga telah memutuskan regulasi yang seperti itu, terlepas bagus atau tidak. Kita harus berusaha mematuhi apa yang diizinkan operator liga,” ucap Yusrinal.
"(Mengontrak pemain asing) Sebanyak-banyaknya 9 pemain-lah. Kita mengusulkannya cukup dituju sembilan kita oke, 11 daftar okelah suara terbanyak itu 8 - 11 itu. Kesepakatan seluruh klub Liga 1," tukasnya.
Fakta Baru Super League: Regulasi Pemain Asing & Pemain Muda
Perubahan besar diumumkan saat RUPS PT LIB (sekarang ILeague) pada 7 Juli 2025 di Jakarta. Beberapa keputusan penting yang ditetapkan:
Nama Liga 1 berubah menjadi Super League, Nama Liga 2 menjadi Pegadaian Championship, PT LIB berubah nama menjadi I League.
Kuota pemain asing naik jadi 11 orang (hanya 8 yang bisa dimainkan). Wajib memainkan minimal 1 pemain U-23 selama 45 menit di tiap laga.
Dengan perombakan besar-besaran ini, klub-klub Liga 1 akan ditantang untuk lebih adaptif, strategis, dan selektif dalam membangun skuad, terutama dalam memaksimalkan pemain asing dan talenta muda lokal.
Kesimpulan: Arema FC Menanti Waktu Tepat Tambah Amunisi Asing
Keputusan untuk langsung merekrut dua pemain asing tambahan bukan prioritas utama bagi Arema FC saat ini. Pelatih dan manajemen sepakat untuk melihat perkembangan dan kebutuhan tim secara menyeluruh terlebih dahulu.
Dengan kompetisi yang makin kompetitif dan format baru yang lebih ketat, Arema FC tampaknya memilih strategi tahan dulu, evaluasi dulu” sebelum menambah kekuatan asing. Apakah strategi ini akan membuahkan hasil? Kita tunggu gebrakan Singo Edan di Super League musim ini!