LIVERPOOL, iNews.id – Liverpool menjadi klub paling boros dalam bursa transfer musim panas ini jelang Liga Inggris 2025-2026. Total belanja pemain mereka saat ini hampir menyentuh angka 300 juta poundsterling (Rp6,5 triliun), dengan rekor transfer terbaru untuk mendatangkan striker muda berbakat, Hugo Ekitike, senilai 79 juta poundsterling (Rp1,68 triliun).
Langkah ambisius Liverpool ini bukan hanya meningkatkan kualitas skuad, tapi juga menegaskan tekad mereka untuk bersaing di level tertinggi musim depan. Transfer Ekitike menjadi penanda bahwa The Reds siap menggelontorkan dana besar demi mencapai tujuan juara Liga Inggris dan Liga Champions.
Setelah transfer Ekitike, total pengeluaran Liverpool pada bursa musim panas ini mencapai 295,5 juta poundsterling (Rp6,4 triliun), menjadikan mereka sebagai klub dengan pengeluaran terbesar di Inggris. Angka ini jauh melampaui Chelsea, yang berada di posisi kedua dengan selisih lebih dari 75 juta poundsterling (sekitar Rp1,6 triliun).
Lebih mengejutkan, Liverpool menghabiskan lebih banyak daripada gabungan total pengeluaran klub-klub besar lain seperti Manchester City dan Arsenal yang berada di posisi ketiga dan keempat. Tottenham Hotspur berada di posisi keempat dengan pengeluaran sebesar 110,7 juta poundsterling (Rp2,3 triliun), sementara Sunderland yang baru promosi telah mengeluarkan dana sekitar 107 juta poundsterling (sekitar Rp2,28 triliun).
Meski begitu, pertanyaan besar muncul: Bagaimana Liverpool mampu membiayai pengeluaran besar ini?
Jawabannya ada pada penerapan Aturan Keuntungan & Keberlanjutan (Profit & Sustainability Rules/PSR) yang membatasi klub boleh mengalami kerugian maksimal 105 juta poundsterling (Rp2,24 triliun) selama periode tiga tahun.
Menurut analis keuangan sepak bola Swiss Ramble, Liverpool justru telah menghasilkan keuntungan sebesar 48 juta poundsterling (sekitar Rp1 triliun) dalam periode PSR tiga tahun terakhir, sebagian karena pengeluaran transfer yang relatif rendah sebelumnya.