Sebelumnya, Komite Penguatan KFA telah menggelar pertemuan pertama pada Rabu (21/2/2024). Pada pertemuan pertama itu, komite mengumumkan delapan kualitas yang dibutuhkan seorang pelatih baru.
Selain kemampuan taktis, sang pelatih juga harus memiliki karier dengan pengalaman kompetisi yang melimpah. Selain itu dia harus kuat dalam komunisasi dan bisa mendiskusikan filosofinya dengan KFA.
“Mayoritas anggota sepakat, timnas harus ditata ulang dengan menunjuk pelatih kepala resmi baru, bukan pelatih sementara, sebelum pertandingan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Thailand, Maret 2024,” tulis Sports Naver.
“Karena pertandingan yang akan berlangsung kurang dari sebulan lagi, pelatih Korea lebih ditekankan karena mereka dapat dengan mudah memahami situasi dan pemain dalam negeri dibandingkan dengan pelatih asing,” ujar media itu lagi.
Berkaca dari bocoran keputusan tersebut, kans Shin Tae-yong untuk dipilih pun sangat kuat. Pasalnya, dia punya pengalaman menukangi Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018. Dia pun sangat dikenal oleh Son Heung-min dkk.
Untuk menembus, pelatih berusia 53 tahun itu, KFA cukup membayar penalti kepada PSSI untuk membebaskannya dari tugas sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Terlebih, masa depan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia pun masih belum jelas. Padahal, kontraknya akan berakhir pada 30 Juni 2024.
PSSI menargetkan Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia U-23 lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024 sebagai syarat untuk memperpanjang kontraknya hingga 2027. Bukan target mudah, karena Garuda Muda berada di Grup A yang tergolong neraka bersama tuan rumah Qatar, Australia dan Yordania.
Perjuangan Shin Tae-yong pun kurang mendapat dukungan dari klub-klub Liga 1. Setidaknya ada beberapa klub Liga 1 yang menolak pemainnya dipanggil Timnas Indonesia U-23 untuk turnamen tersebut.
Logikanya, ketimbang menunggu yang tak pasti, tentu lebih masuk akal untuk Shin Tae-yong menerima tawaran KFA kembali melatih Timnas Korea Selatan, khan!