Nama selanjutnya yakni striker veteran milik tim berjuluk Gajah Perang, Teerasil Dangda. Ya, usianya yang tak lagi muda menjadi keluhannya karena sudah menginjak 33 tahun. Namun, kualitas dan pengalamannya tak bisa diperdebatkan.
"Adapun Mui (Teerasil Dangda) 8 tahun yang lalu ketika saya datang ke Thailand dan melihatnya untuk pertama kali. Dia pemain terbaik yang pernah saya lihat. Dia pergi ke Spanyol dan Jepang yang membuatnya punya banyak pengalaman," tuturnya.
Kebalikan dari Teerasil, Supachai Jaided adalah striker muda berusia 23 tahun. Energi besar lantaran usianya masih muda bisa saja menjadi andalannya. Tak hanya itu, bisa bermain di posisi apapun juga menjadi kelebihannya.
"Sedangkan Arm (Supachai Jaided) masih menjadi bintang muda yang bisa banyak berkembang. Dia memiliki banyak energi, mampu bergerak dan bermain di posisi manapun, tengah, samping atau belakang striker," tuturnya.
Kualitasnya yang sama bagus itulah yang membuat Polking kebingungan. Mengingat, kelebihan ketiga nama tersebut saling menutupi kekurangan satu sama lain.
"Dan sangat sulit bagi saya untuk memilih siapa yang akan dimainkan. tapi bagus Dan ini adalah masalah favorit saya. Tapi kita harus melihat praktiknya. dan akan memilih lagi," tuturnya.