Pengamat asal Malaysia itu menyayangkan keputusan PSSI mencopot STY yang telah membawa Timnas Indonesia melangkah jauh sejak babak pertama. Menurutnya, mengganti pelatih di tengah momentum kebangkitan justru menciptakan ketidakstabilan dalam sistem permainan.
“Akan mudah menyalahkan kesalahan individu atau kondisi emosional para pemain hari ini. Namun, ada pertanyaan yang jauh lebih besar untuk diajukan,” ujarnya.
Dalam utas panjangnya, Keesh melontarkan kritik tajam kepada PSSI. “Apakah melepas STY merupakan keputusan yang tepat? Apakah bijak merombak proyek yang sudah berjalan? Sekalipun itu keputusan yang benar, apakah Patrick Kluivert sosok yang tepat?” tulisnya.
Keesh juga mempertanyakan pemahaman Kluivert terhadap karakter sepak bola Asia yang sangat berbeda dengan Eropa.
“Apakah dia memiliki rekam jejak yang diperlukan? Apakah staf kepelatihannya benar-benar memahami sepak bola Asia? Apakah skema yang diterapkan mampu memaksimalkan potensi para pemain lokal?” lanjutnya.
Lebih lanjut, Keesh menegaskan bahwa kegagalan Indonesia harus dijadikan pelajaran penting bagi PSSI dalam merancang proyek jangka panjang. Dia menilai keberhasilan tidak bisa diraih hanya dengan pergantian nama besar, melainkan dengan kesinambungan program dan kepercayaan pada proses.
“Keputusan besar seperti ini seharusnya tidak diambil hanya demi citra atau kepopuleran. Indonesia sudah berada di jalur yang benar, tapi kini harus memulai lagi dari awal,” tulisnya menambahkan.