“Disadari atau tidak, itu erat kaitannnya dengan karakter pemain-pemain asal Aceh. Rata-rata pemain-pemain kami pekerja keras dan fight,” kata Hendri dalam rilis PT LIB.
Dalam bertanding, Persiraja sebenarnya tidak mengandalkan strategi bertahan. Hanya saja mereka menyesuaikan dengan karakter permainan lawan.
“Melihat karakter anak-anak, tidak mungkin saya meminta mereka bermain terbuka. Jadi, semuanya dikombinasikan. Sesekali bermain terbuka dan cepat. Jadi, mungkin itu yang membuat publik menganggap kami tampil defensif,” ucap Hendri.
Melihat permainan impresif Persiraja, PT LIB pun tak ragu memberikan apresiasi. Mereka kagum dengan semangat juang yang diperlihatkan Miftahul Hamdi dan kawan-kawan.
“Salah satu tim promosi yang mengejutkan penampilannya sejauh ini adalah Persiraja Banda Aceh. Mereka terbukti mampu mengimbangi tim-tim lain yang sudah terbiasa bersaing di level tertinggi,” kata Dirut PT LIB, Mayjen TNI (Purn) Cucu Somantri.
“Terima kasih, Persiraja. Kalian telah menunjukkan gambaran ketatnya kompetisi kasta tertinggi di sepak bola nasional,” tuturnya.