Di sisi lain, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menuturkan, pihaknya menyambut baik keinginan PSS Sleman menggunakan di Stadion Manahan sebagai homebase. Dia menyebut suporter PSS Sleman dinilai menunjukkan tren positif saat bermarkas di Solo musim lalu.
"Kemarin suporter Sleman yang tadinya ketangkap 40 orang (gara-gara minuman keras, turun) jadi 16 orang, yang terakhir 1 orang, berarti kan ada perbaikan. Bahwa Sleman periode 2023/2024 ada kejadian seperti itu dan ada evaluasi," kata Teguh.
Teguh mengatakan, Solo sebagai sport city harus ramah kepada semua tim dan cabang olahraga apapun. Kericuhan suporter juga harus dihindari.
Teguh juga meminta agar PSS Sleman dan suporternya menganggap Stadion Manahan Solo seperti rumah mereka sendiri dengan menjaga kondusivitas serta menaati aturan. Seperti diketahui, Indonesia masih terkena sanksi FIFA setelah Tragedi Kanjuruhan.
"Saya yakin kekhawatiran kita tidak boleh stagnan. Khawatir boleh tetapi Liga tetap harus jalan. Apapun dari risikonya ini bagian dari pembelajaran semua. Kalau sudah 3 laga jadi home kasusnya sama apalagi meningkat, diberhentikan saja," ujar Teguh.