"Sepak bola Asia Tenggara memiliki potensi untuk berkembang secara mendalam dan luas, tetapi pada akhirnya tertahan oleh kekerasan, hubungan antara sepak bola, dan masalah sosial lainnya," kata Infantino dikutip iNews.id dari The Thao 247, Jumat (19/5/2023).
“Insiden pada malam 16 Mei di Stadion Olimpiade (Phnom Penh) sangat disayangkan. Jika itu adalah tabrakan para pemain, asisten dan pemimpin tim malah akan turun tangan untuk menghentikannya. Gambaran dari final (sepak bola) SEA Games mengirim pesan dan citra yang sangat negatif dalam sepak bola,” ucapnya.
Infantino pun berharap, insiden keributan seperti itu tidak terulang di turnamen Asia lainnya, termasuk dalam level klub. Untuk mewujudkan itu, pria berusia 53 tahun itu menegaskan pentingnya peran federasi dalam memberikan solusi dan edukasi..
“Saya berharap setelah serangkaian insiden di sepak bola SEA, manajer dari AFC, AFF, dan federasi sepak bola nasional akan melihat ke belakang dan menemukan metode yang efektif untuk mencegahnya secara efektif di masa depan," kata Infantino.