Tak hanya Tala dan Mohamed, mereka adalah bagian dari sembilan anak pengungsi yang kini berada di Italia. Anak-anak ini berasal dari berbagai negara konflik seperti Afghanistan, Irak, Nigeria, Gaza, dan Ukraina. Dalam upacara pembukaan, mereka membentangkan spanduk bertuliskan pesan kuat:
"HENTIKAN PEMBUNUHAN ANAK-ANAK – HENTIKAN PEMBUNUHAN WARGA SIPIL."
Pesan ini menggema di stadion yang dipenuhi penonton dari seluruh dunia, menyoroti pentingnya perdamaian dan perlindungan terhadap anak-anak dalam situasi konflik.
Partisipasi dua anak Gaza dalam Piala Super Eropa ini terjadi di tengah kritik tajam terhadap UEFA. Badan sepak bola Eropa itu sebelumnya disorot karena memberikan penghormatan kepada Suleiman Al-Obeid, legenda sepak bola Palestina yang dijuluki "Pele Palestina", namun tidak mengungkap detail kematiannya.
Menurut Asosiasi Sepak Bola Palestina, Suleiman Al-Obeid (41) tewas karena tembakan pasukan Israel saat sedang mengantri bantuan kemanusiaan di Gaza selatan. Kematian tragisnya memicu kemarahan luas, karena dianggap UEFA kurang transparan dan sensitif terhadap konteks kemanusiaan yang terjadi.