Son memulai petualangannya di Eropa bersama Hamburger SV di usia 16 tahun sebelum pindah ke Bayer Leverkusen. Tapi titik balik sejatinya datang pada 2015, saat Tottenham Hotspur menebusnya dengan nilai transfer 22 juta poundsterling. Saat itu, ia menjadi pemain Asia termahal sepanjang sejarah.
Media Inggris seperti Sky Sports awalnya skeptis, namun Son menjawab semua keraguan dengan gol demi gol, aksi solo menawan, dan ketajamannya di momen krusial. Ia kini telah menjadi ikon global dan kapten Tottenham, mencatatkan lebih dari 160 gol untuk klub.
Sebagai kapten timnas Korea Selatan, Son telah bermain di tiga edisi Piala Dunia dan membantu negaranya meraih medali emas Asian Games 2018, prestasi yang membuatnya bebas dari wajib militer.
Pada Piala Dunia 2022, Son memimpin Korea Selatan mencapai babak 16 besar. FIFA memuji kepemimpinan serta semangatnya sebagai salah satu "kapten paling inspiratif turnamen".
BBC Sport menyebut Son sebagai pemain Asia paling sukses dalam sejarah sepak bola Eropa.
Lebih dari seorang pemain, Son adalah duta budaya. Klubnya, Tottenham, mencatat lonjakan signifikan penggemar dari Asia sejak kedatangannya. Kaos bernomor 7 miliknya menjadi barang wajib di kalangan fans, dan ia menjadi wajah berbagai kampanye internasional dari Adidas hingga Calvin Klein.
Dalam wawancara dengan ESPN FC, pelatih Antonio Conte menyebutnya, “Pemain yang selalu tersenyum, tapi sangat mematikan di lapangan.”