Profil Markus Horison menarik untuk diulas. Dia adalah legenda Timnas yang mendadak viral usai Indonesia juara Piala AFF U-16 2022. (Foto: Instagram/markoesharison81)
Djanti Virantika

JAKARTA, iNews.id – Profil Markus Horison menarik untuk diulas. Dia adalah legenda Timnas yang mendadak viral usai Indonesia juara Piala AFF U-16 2022.

Garuda Asia juara Piala AFF U-16 2022 setelah menghajar Vietnam 1-0. Duel digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat 12 Agustus 2022.

Terdapat kejadian yang menarik perhatian publik sepak bola kala para pemain merayakan gelar juara. Markus yang merupakan pelatih kiper Timnas U-16 bersama tim pelatih lainnya tampak meneriakkan kata-kata yang dinilai satire.

“Local pride, local pride!!!” ujar Markus ke hadapan kamera televisi.

Kata-kata Markus tersebut ditangkap sebagai sindiran kepada program naturalisasi di level Timnas Indonesia U-19 dan senior. Beberapa yang lain berasumsi Markus menyindir Shin Tae-yong yang memang mengandalkan pemain keturunan Indonesia di timnas.

Sontak nama Markus pun trending di Twitter. Mereka melayangkan hujatan kepada sikap Markus yang dianggap berlebihan dan menodai suasana euforia para pemain.

Nama Markus Horison sudah tak asing bagi para pencinta sepak bola Tanah Air. Saat masih aktif menjalani karier sebagai pesepak bola profesional, namanya telah malang-melintang di sejumlah klub top hingga memperkuat Timnas Indonesia senior.

Markus telah menjadi penjaga gawang Timnas Indonesia sejak 2007 hingga 2012. Pemain kelahiran Pangkalanbrandan 14 Maret 1981 ini bahkan kerap menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Garuda.

Kiper Timnas Indonesia U-16 Andrika Fathir berpelukan dengan sang pelatih Markus Horison di semifinal Piala AFF U-16 2022. (Foto: PSSI)

Markus memutuskan untuk pensiun pada 2018. Kini, Markus beralih profesi ke dunia kepelatihan. Dia telah bergabung ke tim kepelatihan kiper Timnas Indonesia U-16 sejak 2019.

Selain soal kariernya di dunia sepakbola, serba-serbi soal kehidupan Markus juga menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah keputusannya untuk menjadi mualaf.

Markus memutuskan untuk berpindah agama dan memeluk agama Islam pada 2004. Ketika itu, Markus yang baru berusia 25 tahun akhirnya memutuskan menjadi mualaf.

Dalam sebuah wawancara, Markus pun menyatakan keputusannya menjadi mualaf benar-benar murni keinginannya. Dia tak mendapat paksaan dari pihak mana pun untuk melakukan hal tersebut.

"Saya memutuskan untuk masuk Islam, tanpa ada paksaan dari siapapun.  Jadi, ini benar-benar keinginan saya sendiri," tutur Markus.

Keputusan Markus untuk berpindah agama juga diikuti dengan perubahan pada namanya. Dari awalnya bernama Markus Horison, dia memiliki nama baru yang lebih bernuansa Islami, yakni Muhammad Haris Maulana.



Editor : Reynaldi Hermawan

BERITA TERKAIT