Pelatih Kim Sang-sik awalnya menyimpan Maung di bangku cadangan, bersama dua pemain Indonesia, Kakang Rudianto (Persib) dan Malik Risaldi (Persebaya). Namun, keputusan memasukkan Maung di babak kedua terbukti tepat.
Maung Maung Lwin berhasil mencetak gol tunggal dalam laga tersebut, sekaligus membawa ASEAN All Stars menang tipis 1-0 atas Manchester United. Gol ini menjadi sangat berarti karena bukan hanya mempermalukan klub sebesar Manchester United, tetapi juga menunjukkan kualitas pemain Asia Tenggara yang mampu bersaing di level internasional.
Kontribusi Pemain Indonesia dan Atmosfer Laga
Selain Maung Maung Lwin, laga ini juga diwarnai kontribusi dua pemain Liga Indonesia, yakni Kakang Rudianto dan Malik Risaldi. Keduanya juga tampil di babak kedua dan ikut berperan dalam solidnya pertahanan ASEAN All Stars. Laga eksibisi ini memang memberikan kesempatan bagi banyak pemain Asia Tenggara untuk unjuk gigi melawan klub papan atas dunia seperti Manchester United.
Atmosfer pertandingan sangat meriah, dengan penonton yang memadati Stadion Nasional Bukit Jalil. Tidak ada batasan pergantian pemain, sehingga pelatih bisa melakukan rotasi penuh dan memberikan kesempatan kepada banyak pemain untuk tampil. Namun, sorotan utama tetap tertuju pada Maung Maung Lwin yang menjadi pahlawan kemenangan.
Kemenangan ASEAN All Stars atas Manchester United lewat gol Maung Maung Lwin menjadi bukti bahwa pemain Asia Tenggara tidak bisa dipandang sebelah mata.
Profil Maung Maung Lwin kini menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi generasi muda di kawasan ini. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan dedikasi, pemain dari Myanmar atau negara Asia Tenggara lainnya bisa bersaing dan bahkan mengalahkan klub-klub elit dunia.