"Dia pernah menjadi dokter timnas sebelum covid melanda Indonesia. Modusnya adalah memalsukan ijazah kedokteran dari Universitas Syahkuala, Banda Aceh sehingga klub percaya saat itu," tambahnya.
Pria berusia 54 tahun mengatakan PSSI pun lebih selektif dalam merekrut internal tim termasuk dokter. Saat ini di ofisial timnas akan diselidiki asal usul yang bersangkutan secara mendalam.
"Contoh kalau dia misal dari Lulusan FKUI, kita akan tanyakan ke FKUI. Benar atau tidak. Kita juga tanyakan ke IDI. Kita juga tanyakan ke lembaga2 terkait. Kemudian pengalaman dia," katanya.
Yunus mengatakan sekarang setiap dokter, fisio yang mau bertugas di klub liga 1 ,2 dan 3, apalagi di timnas indonesia juga harus dicek terlebih dahulu administrasi secara detail. Hal itu untuk memastikan kasus serupa tidak lagi terulang kembali.
"(Mereka harus) melengkapi, fotocopy ijazah dokter yang sudah dilegalisir oleh fakultas kedokteran yang mengeluarkan, mempunyai STR (surat tanda registrasi), baik utk dokter, maupun fisioterapis. Mempunyai SIP (surat izin praktik) yang masih berlaku, baik untuk tenaga dokter maupun tenaga fisioterapis," ucapnya.