“Saya tahu dua pemain yang pernah saya lawan. Sandy Walsh adalah teman baik saya, kami dekat ketika dia di Belgia. Saya pernah melawan Jordi Amat, bek tengah, dia pernah bermain di Belgia juga,” kata Nainggolan kepada awak media, Rabu (8/11/2023).
Nainggolan salut dengan keputusan Sandy dan Jordi yang mau dinaturalisasi menjadi punggawa Merah Putih. Menurutnya, butuh fisik yang sangat kuat untuk menempuh perjalanan jauh dari Belgia ke skuad Timnas Indonesia.
“Itulah yang sulit. Anda tahu, sebagai seorang pesepakbola datang ke Indonesia dari Eropa, di mana Anda bermain di luar dan negeri lain, lalu Anda lahir di wilayah mana pun lalu ke Indonesia,” ujarnya.
“Sulit untuk datang dan pergi ke sini karena sebagai pesepakbola Anda harus punya fisik yang fit. Anda harus beristirahat lalu terbang selama 14-15 jam, itu sulit. Mungkin pilihan yang tepat adalah bermain untuk negara di mana Anda tinggal,” tutur Nainggolan.
Nainggolan mendukung program naturalisasi PSSI. Dia menilai Timnas Indonesia akan lebih kuat jika dihuni para pemain keturunan yang memiliki pengalaman di Eropa.
“Namun, pada akhirnya, jika Anda melihat beberapa pemain yang memiliki darah Indonesia yang bisa bermain untuk negara ini, mereka bisa buat tim yang hebat,” tutupnya.
Timnas Indonesia saat ini sudah dihuni sejumlah punggawa naturalisasi keturunan. Selain Sandy dan Jordi, sudah ada Rafael Struick, Ivar Jenner dan Shayne Pattynama di skuad Garuda.
PSSI juga tengah memproses naturalisasi tiga pemain lain, yakni Justin Hubner, Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On. PSSI juga sudah mengonfirmasi sedang menggodok naturalisasi pemain lain di sektor gelandang dan penyerang.