Sebaliknya, kekalahan akan memberikan dampak negatif yang cukup besar. Berdasarkan simulasi yang sama, jika kalah dari Irak, Indonesia akan kehilangan -6,53 poin, yang membuat total poin turun menjadi 1.144,73. Posisi tersebut bisa membuat Indonesia terlempar ke peringkat 123 dunia, disalip oleh beberapa negara seperti Tanzania dan Botswana.
Kondisi inilah yang membuat laga melawan Irak menjadi duel hidup mati bagi skuad Garuda. Selain menentukan perjalanan di kualifikasi, hasil pertandingan ini juga berdampak langsung terhadap posisi Indonesia di dunia. Pelatih Patrick Kluivert menyadari tekanan besar itu, tetapi ia memastikan seluruh pemain siap tampil maksimal.
“Kami tahu pentingnya pertandingan ini. Kami harus bermain dengan fokus dan semangat tinggi untuk meraih hasil terbaik,” ujar Kluivert dalam konferensi pers jelang laga.
Irak datang dengan status unggulan dan kondisi tim yang solid. Pelatih Graham Arnold menegaskan timnya sudah siap 100 persen untuk menghadapi Indonesia, namun juga mengakui bahwa Garuda bukan lawan mudah. Dengan skenario ranking yang bisa berubah drastis, laga ini diyakini akan berlangsung sengit hingga menit akhir.
Bagi Indonesia, kemenangan atas Irak bukan sekadar tambahan poin FIFA, tetapi juga simbol kebangkitan setelah kekalahan dari Arab Saudi. Hasil positif di Jeddah bisa mengembalikan kepercayaan diri tim dan memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan baru sepak bola Asia yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Tambahan poin: +18,47 poin
Total poin: 1.169,73 poin
Ranking: Naik ke peringkat 115 dunia
Tambahan poin: +5,97 poin
Total poin: 1.157,23 poin
Ranking: Naik ke peringkat 119 dunia
Pengurangan poin: -6,53 poin
Total poin: 1.144,73 poin
Ranking: Turun ke peringkat 123 dunia