KAZAN, iNews.id – Pelatih tim nasional Argentina Jorge Sampaoli meminta para pemainnya meningkatkan permainan ke level “jenius” untuk bisa memaksimalkan peran Lionel Messi di lapangan. Itu penting menurut sang arsitek untuk bisa memenangkan duel kontra Prancis pada 16 besar Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, Sabtu (30/6/2018) malam WIB.
Pesona Messi belum benar-benar terlihat di Rusia. Megabintang Barcelona itu gagal mengeksekusi penalti saat Argentina ditahan Islandia 1-1 pada laga pertama. Di laga kedua, bintang yang baru berulang tahun ke-31 Mingu (24/6/2018) itu kembali tak berkutik saat negaranya dibantai 0-3 oleh Kroasia.
Baru di laga ketiga Messi menunjukkaan tajinya kala dia memanfaatkan umpan panjang Ever Banega menjadi gol pembuka Argentina kala menang 2-1 atas Nigeria. Kemenangan yang menentukan langkah tim Tango ke 16 besar.
Untuk itu, Sampaoli memohon kepada semua pemainnya yang lain agar memberi sebanyak mungkin Messi bantuan agar dia bisa kembali “meledak” kontra Prancis.
“Leo memiliki visi yang jelas ketika memainkan sepak bola. Dia memungkinkan kita untuk melihat hal-hal yang kadang-kadang hanya seorang jenius sejati yang melihatnya,” kata Sampaoli, dikutip AFP.
“Seringkali sulit untuk berada di level pemain hebat seperti itu. Dia bersinar bagi kami semua, dan kami harus melakukan yang terbaik untuk mencoba untuk berada di levelnya,” ujar mantan pelatih Sevilla itu.
Gelandang Argentina Banega mengklaim Messi kini telah mulai menemukan apa yang seharusnya dia tunjukkan. Menurutnya, redupnya pesona sang kapten di dua laga awal karena beratnya tugas yang diembannya.
“Ini normal, dia tidak santai. Kami tidak memulai turnamen sebaik yang seharusnya. Sekarang, saya melihat dia jauh lebih nyaman. Dia membantu kami menang, dan itu membuat perbedaan besar,” tutur pemain Sevilla itu.
Beban Messi semakin berat karena dia tertinggal dari rivalnya, Cristiano Ronaldo, dalam urusan mencetak gol. Kapten Portugal itu sudah mengoleksi 4 gol, sementara Messi baru satu. Bahkan, La Pulga –julukan Messi- jauh tertinggal dari “anak ingusan” Harry Kane yang sudah mencetak 5 gol di dua pertandingan. Kondisi ini berisiko membuat Messi pulang dari Rusia dengan tetesan air mata.
Selain berusaha mengatrol performa Messi, Sampaoli juga memikirkan bagaimana caranya membendung agresivitas Prancis yang rata-rata pemainnya berusia belia sekitar 25 tahun. Les Bleus bakal jadi ujian berat buat Argentina yang rata-rata pemainnya berusia 30 tahun.
“Prancis dikenal karena cepat, operan mereka solid dan bergerak cepat dari pertahanan ke serangan. Kami tidak bisa membiarkan mereka menggunakan kecepatan mereka melawan kami,” Sampaoli menjelaskan.
Di tiga laga awal, Antoine Griezmann, andalan utama Prancis di lini depan, masih belum menggeliat. Namun, Sampaoli melihat ada ancaman lain dalam diri bomber 19 tahun milik Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe.
“Mereka akan mencoba membuat kami membuat kesalahan, dan mencoba untuk menyakiti kami di sayap. Jika Dembele dan Mbappe bermain, mereka akan sangat cepat pasti. Kami memiliki dua gaya yang benar-benar berbeda tetapi saya memiliki keyakinan bahwa kami akan menerapkan gaya kami sendiri dan mendikte kecepatan dan irama permainan,” ucap Sampaoli.
“Argentina akan memainkan gaya sepak bola agresif, kami akan menyerang sejak kick-off. Menerima kekalahan akan sangat sulit bagi kami,” ujarnya.