Bukan tanpa alasan Modric begitu cepat menyatu dengan Milan. Ia mengungkapkan bahwa Rossoneri sudah menempati tempat spesial di hatinya sejak kecil.
"Idola saya adalah Boban, dan saya tumbuh besar dengan mitosnya. Tapi juga Maldini, Kaká, Pirlo, Seedorf," tuturnya.
Meskipun telah memenangkan segalanya bersama Real Madrid dan Timnas Kroasia, Modric menyatakan San Siro memberinya energi baru untuk menutup karier dengan gaya yang luar biasa.
"Bernabéu istimewa bagi saya, tetapi San Siro penuh dengan sejarah. Ancelotti mengatakan kepada saya bahwa saya akan senang berada di sini – dia adalah salah satu yang terhebat," kata dia.
Bagi Modric, kembali ke Liga Champions hanyalah langkah awal. Ia mengincar lebih dari sekadar tiket Eropa – ia ingin mengangkat trofi bersama Milan.
"Saya sudah memenangkan segalanya, tapi impian saya adalah menang bersama Milan. Ketika kita pantang menyerah, apa pun bisa terjadi. Forza Milan sempre," tuturnya.
Modric juga menaruh hormat besar pada kompetitifnya Serie A. Baginya, setiap pertandingan di Italia adalah ujian mental dan teknis yang tak ada habisnya.
"Levelnya sangat tinggi. Di liga-liga besar lainnya, Anda tidak akan menemukan begitu banyak pertandingan sulit seperti di sini: Juve, Inter, Napoli, Lazio, Roma," ucapnya.