Kini, fokus PSSI saat ini adalah mencari pelatih kepala baru untuk tim senior, terutama setelah Akira menjadi pelatih di level U-19 dan U-20. Vivin menjelaskan, pengganti Mochizuki di posisi pelatih kepala Timnas Putri akan tetap berasal dari Jepang. Hal ini konsisten dengan kebijakan PSSI yang menjadikan Jepang sebagai kiblat pengembangan sepak bola wanita Indonesia.
“Kita sudah putuskan kalau putri kita kiblatnya Jepang, dan sudah ada pembicaraan juga dengan JFA terkait itu,” terang Vivin. Langkah ini diyakini dapat menjaga kontinuitas dan kualitas teknik serta strategi yang diterapkan pada Timnas Putri.
Sementara proses pencarian pelatih kepala berlangsung, kursi pelatih Timnas Putri akan diisi oleh Joko Susilo sebagai pelatih interim. Keputusan ini diambil untuk memastikan kelangsungan persiapan tim, khususnya menjelang Piala AFF Wanita 2025.
“Jadi Coach Mochi sudah diputuskan di development. Sekarang dia bekerja dengan coach Indra Sjafri untuk mempersiapkan roadmap. Karena kita belum menemukan pelatih kepala, maka kita sudah tetapkan coach Joko Susilo untuk jadi pelatih interim,” jelas Vivin.
Dalam menghadapi kompetisi regional seperti Piala AFF Wanita, PSSI memilih untuk lebih memprioritaskan persiapan tim dalam ajang yang lebih strategis, yakni Pra-Kualifikasi Piala Dunia di AFC. Keputusan ini juga didasari banyaknya talenta muda potensial yang siap diberdayakan.
“Kita fokuskan pemain-pemain kita untuk main di AFC karena itu pra kualifikasi Piala Dunia. Kita putuskan disitu bukan mengecilkan AFF tapi dengan talent yang banyak di usia muda akhirnya kita putuskan fokus di Piala Asia U-19,” ujarnya.