Togi Pangaribuan, selaku Ketua NDRC Indonesia, menegaskan bahwa lembaga ini bersifat netral. Tidak hanya membela pemain, tapi juga memastikan hak-hak klub tetap terlindungi.
“Sebelum ada NDRC Indonesia, penyelesaian sengketa pemain sepak bola dan klub sepak bola diselesaikan secara sporadis. Ada yang lapor ke pengadilan negeri, ada juga ke pengadilan industrial,” jelas Togi.
Wakil Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Achmad Jufriyanto, menyambut positif keberadaan NDRC karena kini para pemain memiliki jalur resmi dan sah dalam menyelesaikan konflik.
“Jika ada sengketa, pemain dan klub tidak langsung ke NDRC Indonesia, tetapi bicarakan dulu baik-baik dengan klub. Kalau mentok baru ke NDRC Indonesia,” katanya.
“Sebelum adanya NDRC, agak sulit. Kita kerja berdasarkan kontrak, dengan klub di lokasi klub. Kini lebih simple, hanya laporan ke NDRC. Stakeholder hormati semua keputusan NDRC,” tambahnya.