Penawaran tersebut memang membuat publik sepak bola, baik Malaysia dan di Indonesia mengernyitkan dahi. Pasalnya, setiap klub pada umumnya harus mengeluarkan dana untuk memboyong pemain yang masih terikat kontrak.
Selain itu, faktor kebijakan kuota pemain impor yang diberlakukan operator Liga Malaysia juga menjadi faktor batalnya transfer tersebut. Marzuki mengatakan bahwa mencari pengganti Saddil menjelang ditutupnya bursa transfer Liga Malaysia merupakan perkara sulit.
“Kita tidak boleh menerima permintaan tersebut, dikarenakan sempitnya waktu mencari pengganti kuota pemain impor Asia Tenggara, yang memang bukan perkara mudah karena kebanyakan Liga di Asia Tenggara dimulai sebentar lagi,” ujarnya.
“Oleh sebab itu, kita tolak. Sabah FC perlu dana untuk merekrut pemain baru, dan membayar iuran agen, termasuk iuran pengurusan (transfer),” katanya.