Skuad Jerman terpecah saat itu. Ada yang mendukung dan ada pula yang menolak aksi protes tersebut.
Namun setelah berdiskusi, semua pemain akhirnya sepakat melakukan gestur tutup mulut. Gundogan yang kalah suara terpaksa melakukannya.
“Ini (pemakaian ban kapten) tidak diperbolehkan sebelum pertandingan (Jepang). Beberapa pemain kecewa, frustrasi dan ingin menunjukkan sesuatu," ujar Gundogan dikutip dari The Athletic, Selasa (29/11/2022).
"Kami melakukan diskusi di tim dan pada akhirnya diputuskan kami akan melakukan gerakan ini melawan FIFA. Jika Anda melakukan sesuatu, Anda melakukannya sebagai sebuah tim," ujarnya.
Namun gelandang Manchester City enggan membahas masalah itu lagi. Fokusnya kini adalah menikmati Piala Dunia 2022.
Apalagi Jerman sedang di ujung tanduk. Tim asuhan Hansi Flick itu terdampar di dasar klasemen Grup E dengan nilai 1. Di bawah Spanyol (6), Jepang (3) dan Kosta Rika (3).
Der Panzer wajib menang di laga terakhir lawan Kosta Rika jika ingin lolos 16 Besar plus Jepang dikalahkan Spanyol di partai lain.
“Jujur, pandangan saya tentang politik sudah selesai. Kami di sini sekarang dan saya pikir Qatar sangat bangga. Negara Qatar sangat bangga menjadi tuan rumah Piala Dunia," tuturnya.
"Mereka juga sebagai negara Muslim pertama, dan saya berasal dari keluarga Muslim, sehingga komunitas Muslim bangga. Sekarang ini hanya tentang sepak bola, menikmati dan merayakan. Jadi itu hal yang paling penting," ucapnya.