Sejauh ini pihak kepolisian juga sudah mendapatkan barang bukti video - video yang tersebar di media sosial (medsos), video dari para saksi yang merekamnya, hingga rekaman kamera CCTV di sekitar Stadion Kanjuruhan, dan beberapa titik dugaan pelemparan batu ke bus Persik.
"(Rekaman kamera CCTV dan video lainnya) Masih kita proses lebih lanjut, masih kita dalami bukti-bukti yang kita punya, untuk itu karena malam harus kita dalami terkait video-video yang ada beredar," tukasnya.
Insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri terjadi usai laga Arema FC melawan Persik, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 18.15 WIB Minggu (11/5/2025) malam, saat tim Persik Kediri pulang dari stadion menuju ke Hotel Grand Miami, Kepanjen, yang berjarak sekitar 15 menit berkendara.
Lemparan batu itu dialami Persik saat baru keluar dari halaman stadion, dan masuk Jalan Trunojoyo, Kepanjen. Diduga lemparan batu itu karena adanya oknum Aremania yang kecewa akibat kekalahan telak 0-3 dari Persik, pada Minggu sore.
Akibat kejadian itu kaca bus yang dinaiki skuad Persik mengalami kerusakan di bagian depan samping sebelah kiri. Pecahan kaca juga sampai membuat Pelatih Persik Kediri Divaldo Alves dan asistennya terluka, pecahan kaca juga terlihat berantakan di dalam bus Kwansan Trans berwarna oranye, yang digunakan juga sebagai barang bukti oleh kepolisian.