MOUNTAIN VIEW, iNews.id - Sebagian besar kacamata augmented reality (AR) telah menggunakan teknologi Liquid Crystal on Silicon (LCoS) untuk layar. Tapi, teknologi layar lain tampaknya lebih cocok untuk perangkat wearable tersebut.
Menurut Digitimes dan unit penelitiannya, microLED akan menjadi teknologi layar mainstream yang digunakan pada headset AR di masa depan. Meskipun orang lain telah menggunakan proyek laser, ada kekhawatiran sinarnya bisa merusak retina pemakainya.
Laporan menuturkan, layar AMOLED bisa menjadi penantang utama microLED. Namun, tampaknya layar microLED memiliki latensi yang lebih rendah, kontras yang lebih tinggi, dan umur lebih panjang dibanding AMOLED.
MicroLED juga 30 kali lebih terang dari layar AMOLED. Meski microLED ini tampak cocok untuk headset AR, tapi ada kekhawatiran juga terkait dengan teknologi layar ini, seperti dikutip dari Phone Arena, Selasa (25/12/2018).
Sejauh ini, layar microLED belum diproduksi massa. Saat Samsung memperkenalkan microLED prototype di Consumer Electronic Show (CES), memproduksi layar ini dianggal sulit yang mengakibatkan pada kerugian.
Kendati demikian, Apple telah mengerjakan layar microLED setelah membeli LuxVue Technology dan perusahaan tersebut dilaporkan memiliki 300 engineer yang mengerjakan proyek tersebut.
Karena kesulitan dalam memproduksi layar microLED, Apple hampir menyerah pada teknologi tahun lalu. Seorang pakar layar melihat ini sebagai peluang emas bagi Apple.
"Semua orang bisa membeli layar OLED atau LCD. Tapi, Apple bisa memiliki microLED," ujarnya. Apple sendiri dikabarkan sedang menggarap kacamata AR.
Digitimes berahap bisa melihat produk konsumen menggunakan teknologi microLED Apple yang masuk pasar segera tahun depan. Denga begitu, bisa memberikan insentif kepada perusahaan teknologi lain untuk merilis perangkat yang dilengkapi microLED sendiri.