Sebagai contoh, pada 2008 grup tersebut mempermasalahkan Gereja Scientology dan mulai menonaktifkan situs web mereka, sehingga berdampak negatif pada peringkat pencarian mereka di Google dan membanjiri mesin faksnya dengan gambar serba hitam.
Sebagaimana dikutip dari Kaspersky, Pada 2001, Adrian Lamo yang berusia 20 tahun menggunakan alat manajemen konten yang tidak dilindungi di Yahoo untuk mengubah artikel Reuters dan menambahkan kutipan palsu yang dikaitkan dengan mantan Jaksa Agung John Ashcroft.
Lamo sering meretas sistem dan kemudian memberi tahu pers dan korbannya. Dalam beberapa kasus, dia akan membantu membereskan kekacauan untuk meningkatkan keamanan mereka.
Seperti yang ditunjukkan Wired, Lamo bertindak terlalu jauh pada 2002, ketika dia meretas intranet The New York Times, menambahkan dirinya ke daftar sumber ahli dan mulai melakukan penelitian tentang tokoh publik terkenal. Lamo mendapatkan julukan "The Homeless Hacker" karena dia lebih suka berkeliaran di jalanan hanya dengan membawa ransel dan seringkali tidak memiliki alamat tetap.
Menurut New York Daily News, Gonzalez, yang dijuluki "soupnazi", memulai kariernya sebagai pemimpin kutu buku komputer yang bermasalah di sekolah menengahnya di Miami. Dia akhirnya menjadi aktif di situs perdagangan kriminal Shadowcrew.com dan dianggap sebagai salah satu peretas dan moderator terbaiknya.