“Pembajakan merugikan para pekerja seni, investor, dan seluruh ekosistem film nasional. Kami mendukung penuh kampanye anti-pembajakan dan kerja sama antara AVISI dan AMSI ini agar industri perfilman Indonesia terus tumbuh dan mendapatkan apresiasi yang layak,” katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal AVISI sekaligus Direktur VISION+, Helmi Balfas, menekankan bahwa pembajakan tidak hanya merugikan pelaku industri, tetapi juga melemahkan inovasi dan kreativitas. "Vision+ berkomitmen untuk terus menyediakan konten berkualitas tinggi secara legal dan mendukung langkah-langkah untuk memberantas pembajakan demi kemajuan industri ini," ujarnya.
Pembajakan konten tidak hanya merugikan pelaku industri kreatif, tetapi juga berimbas besar pada perekonomian nasional. Praktik ilegal ini menyebabkan hilangnya potensi pendapatan bagi kreator, menghambat inovasi, dan mengurangi peluang kerja di sektor kreatif.
Mengatasi permasalahan pembajakan memerlukan penegakan hak kekayaan intelektual yang lebih kuat, kampanye kesadaran publik tentang pentingnya konten original, serta promosi regulasi yang efektif. Memahami dampak luas pembajakan sangat penting bagi para pemangku kepentingan dalam membangun budaya kreatif yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan industri kreatif Indonesia.
Pembajakan konten adalah ancaman serius yang harus segera diberantas. Dengan adanya kerja sama antara AVISI, AMSI, dan BPI, diharapkan tercipta kesadaran kolektif bahwa mendukung
konten legal bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga investasi untuk masa depan industri kreatif Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing di tingkat global. Dukungan pemerintah tentunya akan mempercepat dalam membentuk ekosistem yang lebih kuat untuk melindungi hak kekayaan intelektual tersebut.