JAKARTA, iNews.id - Saat ini, Google Translate Palsu tengah marak di dunia maya. Situs tersebut teridentifikasi dapat mencuri data pengguna, baik informasi pribadi hingga catatan rekening bank.
Untuk mencuri data, hacker menyembunyikan domain sebenarnya dengan menggunakan Google Translate. Dengan begitu, pengguna tidak merasa curiga di awal atas keanehan email phishing yang diaksesnya.
Lantas, bagaimana cara kerja Google Translate Palsu dalam mencuri data pengguna? Simak ulasannya berikut ini.
Trik yang digunakan oleh hacker untuk mencuri data melalui Google Translate sangat sederhana. Hacker akan mengirim email phishing kepada seseorang yang menjadi sasaran pembobolan data.
Alih-alih menautkan langsung ke domain halaman phishing, mereka justru meneruskan ke Google Translate. Tentu saja URL Google Translate ini merupakan halaman phising.
Dengan kata lain, pengguna yang menekan tombol atau tautan apa pun di dalam email phishing akan diarahkan ke Google Translate. Tampilan Google Translate phishing ini akan dibuat sama persis dengan aslinya.
Beruntungnya, trik tersebut tidak terlalu efektif jika email phising dibuka di desktop. Pasalnya, terdapat beberapa tanda yang dapat memperingatkan pengguna bahwa ada sesuatu yang salah jika mengklik email phising.
Tanda tersebut di antaranya adalah mengarahkan mouse ke tautan di dalam email untuk melihat domain Google Translate. Selain itu, desktop juga akan melihat bilah alat Google Translate di atas halaman login palsu (phishing).
Sebaliknya, email phishing akan bekerja dengan optimal pada perangkat seluler. Hal ini terjadi lantaran bilah alat Google Translate terlihat sangat mirip dengan bilah alamat browser saat mengakses halaman phishing dan menggeser halaman ke bawah.
Terkait peretasan data melalui Google Translate, pihak Google mengatakan telah memblokir URL yang mencurigakan dan diduga digunakan untuk serangan phishing. URL tersebut juga telah ditambahkan ke daftar blacklist perusahaan.