Elon Musk memulai proyek xAI pada Juli setelah merekrut peneliti dari OpenAI, Google DeepMind, Tesla, dan Universitas Toronto. Sejak alat AI generatif OpenAi, ChatGPT, muncul setahun yang lalu, teknologi ini memiliki persaingan sengit antara raksasa teknologi, seperti Microsoft dan Google.
Meta dan perusahaan rintisan (startup) seperti Anthropic dan Stability AI juga bergabung di dalam proyek ini. Musk adalah salah satu dari sedikit investor di dunia yang berkantong tebal untuk bersaing dengan OpenAI, Google, atau Meta on AI.
Musk mengatakan bahwa xAI akan merilis model AI pertamanya ke “grup terpilih” pada. Namun dalam tweet lanjutannya, Musk mengatakan semua pelanggan paket Premium Plus X, yang berbiaya 16 per bulan, akan mendapatkan akses ke Grok “setelah versi beta keluar.”
Dalam sebuah wawancara dengan Tucker Carlson pada April, Musk mengatakan dia ingin membangun apa yang dia sebut sebagai “AI yang mencari kebenaran secara maksimal.”
“Dalam beberapa hal penting, ini (model baru xAI) adalah yang terbaik yang ada saat ini,” kata Musk seperti dikutip dalam tweet yang diunggahnya.
Ambisi AI Musk telah berkembang sejak miliarder itu berpisah dengan salah satu pendiri pengembang ChatGPT, OpenAI, Sam Altman dan Ilya Sutskever beberapa tahun lalu. Ketika fokus OpenAI beralih dari penelitian sumber terbuka ke proyek-proyek komersial, Musk menjadi kecewa dan bertentangan dengan perusahaan di tempat dia juga menjabat.
Musk mengundurkan diri dari dewan OpenAI pada 2018, dan baru-baru ini memutus akses perusahaan ke data X. Itu dilakukan setelah berargumen bahwa OpenAI tidak membayar cukup untuk mendapatkan hak istimewa tersebut.