Firman melanjutkan, di masa depan akan sangat tipis batas realitas antara dunia nyata dengan AI. Ketika realitas yang natural tidak bisa dibedakan, realitas itu bakal gampang dimuati kepentingan tertentu.
"Akan ada saja pihak yang memanfaatkan itu untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti kepentingan pemasaran atau kepentingan politik," papar Firman.
"Ketika itu tidak bisa dibedakan, orang akan termakan kepentingan tersebut tanpa dia sadari. Krisis identitas bisa terjadi," tambahnya.
Jadi, diperlukan kebijakan setiap individu dalam menggunakan teknologi AI seperti Google AI Veo 3 yang menggemparkan dunia ini. Pemanfaatan teknologi yang sembrono, tentu akan memberi dampak buruk bagi banyak orang.