JAKARTA, iNews.id - Sejak perang Ukraina dimulai, Telegram telah menjadi smber informasi penting. Namun, ada kekhawatiran seperti yang dikemukan pendiri Signal Moxie Marlinspike, Telegram atau karyawannya dapat ditekan untuk memberikan Rusia data Ukraina.
Menanggapi kekhawatiran itu, juru bicara Telegram mengatakan Pavel Durov tidak pernah memberikan data Ukraina ke Rusia. Hal ini termasuk saat sebagai salah satu pendiri dan kepala raksasa media sosial Rusia VKontakte (VK).
“Pavel Durov, baik secara pribadi, maupun melalui perusahaannya, tidak pernah memberikan data apa pun tentang Ukraina kepada pemerintah Rusia,” kata juru bicara itu. Mereka menambahkan Telegram tidak pernah memberikan data apa pun tentang pengguna mana pun kepada otoritas Rusia sebagaimana dikutip dari Forbes.
Tidak seperti penyedia teknologi besar lainnya, Telegram tidak memiliki laporan transparansi yang mengungkapkan bagaimana dia memberikan informasi pengguna kepada penegak hukum di seluruh dunia.
Durov juga menerbitkan sebuah posting Telegram baru-baru ini, di mana dia mengangkat kepentingan pribadinya dalam konflik tersebut. “Di pihak ibu saya, saya menelusuri garis keluarga saya dari Kyiv. Nama gadisnya Ukraina (Ivanenko), dan sampai hari ini kami memiliki banyak kerabat yang tinggal di Ukraina. Itulah mengapa konflik tragis ini bersifat pribadi bagi saya dan Telegram," ujarnya.