Bagaimana megathrust terjadi:
- Zona Subduksi: Di zona subduksi, lempeng samudera yang lebih padat menunjam ke bawah lempeng benua atau lempeng samudera lainnya.
- Tumbukan Lempeng: Saat lempeng-lempeng ini bertumbukan, terjadi gesekan dan tekanan yang sangat besar di sepanjang batas lempeng, yang disebut patahan megathrust.
- Akumulasi Energi: Selama bertahun-tahun, energi terus terakumulasi di zona ini karena lempeng-lempeng terkunci satu sama lain.
- Gempa Bumi: Ketika tekanan melebihi kekuatan gesekan, patahan megathrust pecah secara tiba-tiba, melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi yang sangat kuat.
- Tsunami: Jika gempa megathrust terjadi di dasar laut, pergerakan lempeng yang tiba-tiba dapat mendorong air laut ke atas, memicu gelombang tsunami yang dapat menyebar ke seluruh samudera.
Mengapa megathrust berbahaya:
- Kekuatan: Gempa megathrust bisa mencapai magnitudo 9 atau lebih, jauh lebih kuat daripada gempa bumi biasa.
- Tsunami: Gempa megathrust di dasar laut sering memicu tsunami yang dapat menyebabkan kerusakan besar di wilayah pesisir yang jauh.
- Durasi: Guncangan gempa megathrust bisa berlangsung selama beberapa menit, menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada bangunan dan infrastruktur.
Indonesia dan Megathrust:
Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, zona yang sangat aktif secara seismik. Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap gempa megathrust. Beberapa zona megathrust yang perlu diwaspadai di Indonesia antara lain zona subduksi Sunda di selatan Jawa dan Sumatra, serta zona subduksi Banda di wilayah timur Indonesia.
Penting untuk diingat bahwa gempa megathrust tidak dapat diprediksi secara pasti kapan akan terjadi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa megathrust.
Pertanyaan apakah gempa Jogja kemarin termasuk gempa Megathrust, sudah terjawab bukan? Semoga artikel ini bermanfaat.