JAKARTA, iNews.id - Puncak hujan meteor Perseid akan terlihat pada 12-13 Agustus saat Bumi melewati puing-puing paling berdebu dari jalur komet Swift-Tuttle. Memang bagaimana proses terjadinya hujan meteor Perseid ini?
Mungkin masih banyak orang bertanya-tanya, bagaimana bisa terjadi hujan meteor? Untuk kasus Perseid, hujan meteor ini terjadi setiap tahun di akhir musim panas.
Hujan meteor terjadi saat Bumi bergerak melalui puing-puing yang melayang di luar angakas. Perseid berasal dari komet Swift-Tuttle yang merupakan bola es dan batu besar yang menumpahkan puing-puing berdebu saat mengorbit mengelilingi Matahari.
Saat Bumi lewat, puing-puing itu ditangkap di atmosfer Bumi dan terbakar, sehingga menghasilkan cahaya yang bergaris-garis. Karena lintasan meteor tampaknya dimulai dari lokasi ini di langit, hujan meteor Perseid dinamai berdasarkan konstelasi Perseus.
Seperti yang dinyatakan NASA, langit yang lebih cerah di daerah pinggiran kota sangat mengurangi laju, dengan 10 atau kurang diharapkan dalam satu jam.
Hujan meteor tahun ini sudah aktif, tapi puncaknya akan terjadi akhir pekan ini yakni mulia Sabtu malam hingga Minggu pagi. "Mereka akan terus menambah kecepatan sampai sebelum fajar pada hari Minggu, ketika" Anda akan melihat meteor muncul di semua tempat, "kata pemimpin NASA’s Meteoroid Environment Office Bill Cooke.