JAKARTA, iNews.id - China telah menyelesaikan pembangunan teleskop raksasa Daocheng Solar Radio Telescope (DSRT) untuk mempelajari badai matahari dan dampaknya bagi Bumi. Tidak hanya itu, mereka juga melengkapinya dengan 313 piringan.
DSRT yang terletak di dataran tinggi Provinsi Sichuan, barat daya China, memiliki 313 piringan yang masing-masingnya berdiameter 19,7 kaki (6 meter), membentuk lingkaran dengan keliling 1,95 mil (3,14 kilometer). Piringan ini memungkinkan ilmuwan mengamati badai Matahari.
Diketahui, badai Matahari disebut bisa mendatangkan malapetaka di atas Bumi. Badai ini dapat mengancam jaringan listrik, telekomunikasi, satelit yang mengorbit, dan membahayakan keselamatan astronot di Stasiun Luar Angkasa.
"Kami dapat meramalkan apakah badai matahari meledak ke arah Bumi. Jika itu meledak ke Bumi kita akan dapat mengeluarkan peringatan dini untuk badai Matahari semacam itu," ujar Wu Lin, wakil kepala desainer, Ring Array Solar Radio Imaging Telescope Project, dikutip dari Space, Minggu (4/12/2022).
Lin mengungkapkan, dengan DSRT yang dilengkapi 313 piringan, ilmuwan dapat memberikan prakiraan lingkungan luar angkasa untuk pengoperasian normal satelit di luar angkasa dan jaringan listrik di darat. Bisa dibilang manusia akan memasuki zaman keemasan di bidang astronomi Matahari.
Ahli fisika matahari di Universitas Nanjing, Ding Mingde mengatakan memiliki observertarium akan memberikan data penting tentang aktivitas matahari yang tidak terlihat oleh teleskop di zona waktu lain. Menurutnya proyek sangat penting bagi umat manusia.
China sendiri akan memulai operasi percontohan untuk mega proyek ini pada Juni 2023, setelah menyelesaikan penyelarasan dan uji bersama.