JAKARTA, iNews.id - Langit Indonesia akan menjadi panggung fenomena astronomi yang spektakuler pada September 2025. Tahun ini, Corn Moon hadir beriringan dengan gerhana bulan total, menciptakan pemandangan langka memadukan keindahan bulan purnama dengan fenomena Blood Moon, saat Bulan tampak kemerahan akibat bayangan Bumi.
Seperti apa fenomena alam langka ini? Apa itu Corn Moon dan apa bedanya dengan Gerhana Bulan Total?
Gerhana bulan total terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar (di satu garis lurus). Hal ini membuat Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) bumi. Saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah jika langit cerah. Warna merah pada bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi.
Corn Moon atau yang dikenal dengan sebutan bulan purnama juga akan menghiasi angkasa dan memikat mata masyarakat Indonesia. Istilah ini merujuk bulan purnama yang muncul saat musim panen jagung di belahan bumi utara, sebuah tradisi penamaan yang telah diwariskan sejak berabad-abad lalu.
Diketahui, Corn Moon merupakan sebutan tradisional bagi bulan purnama yang hadir setiap September. Berdasarkan catatan The Old Farmer's Almanac, nama ini berakar dari budaya masyarakat asli Amerika dan Eropa yang menjadikannya sebagai penanda waktu panen, khususnya jagung yang matang di musim gugur.
Sama seperti Strawberry Moon pada Juni atau Harvest Moon pada September–Oktober, Corn Moon memiliki dimensi historis yang erat kaitannya dengan aktivitas pertanian kuno.
Secara astronomis, Corn Moon tidak berbeda dari bulan purnama biasa, namun nilai budaya yang melekat menjadikannya fenomena yang dinanti setiap tahun.