Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85 Ribu Gempa Bumi

Dini Listiyani
Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85 Ribu Gempa Bumi (Foto: Cesca et al. 2022, Communications Earth & Environment)

JAKARTA, iNews.id - Sebuah gunung berapi bawah laut tidak aktif di dekat Antartika telah terbangun. Gunung berapi tidak aktif tersebut telah memicu kumpulan 85.000 gempa Bumi. 

Kumpulan, yang dimulai pada Agustus 2020 dan mereda pada November tahun itu adalah aktivitas gembar terkuat yang pernah tercatat di wilayah tersebut. Gempa itu kemungkinan disebabkan jari magma panas yang menyembul ke dalam kerak Bumi. 

"Ada intruksi serupa tempat lain di Bumi, tapi ini adalah pertama kali kami mengamatinya di sana. Biasanya, proses-proses ini terjadi dalam skala waktu geologi. Jadi di satu sisi, kita beruntung melihat ini," rekan penulis studi Simone Cesca, seorang seismolog di Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ Postdam.

Kumpulan itu terjadi di sekitar Orca Seamont, sebuah gunung berapi tidak aktif yang menjulang 2.950 kaki dari dasar laut di Bransfielt Strait, lorong sempit antara South Shetland Island dan ujung barat laut Antariksa. 

Di wilayah itu, lempeng tektonik Phoenix menyelam di bawah lempeng Antartika, menciptakan jaringan zona patahan, meregangkan beberapa bagian keran dan menurut studi 2018 di jurnal Polar Science, membuka celah di tempat lain, sebagaima dikutip dari Slash Gears.

Para ilmuwan di stasiun penelitian di Pulau King George, salah satu Kepulauan Shetland Selatan, adalah yang pertama merasakan gemuruh gempa kecil. Berita segera kembali ke Cesca dan rekan-rekannya di seluruh dunia, beberapa di antaranya berkolaborasi dalam proyek terpisah dengan para peneliti di pulau itu.

Tim ingin memahami apa yang sedang terjadi, tetapi King George Island terpencil, kata Cesca, dengan hanya dua stasiun seismik di dekatnya. Jadi para peneliti menggunakan data dari stasiun seismik tersebut, serta data dari dua stasiun bumi untuk sistem navigasi satelit global, untuk mengukur perpindahan tanah.
 
Menurut penulis studi, mereka juga melihat data dari stasiun seismik yang lebih jauh dan dari satelit yang mengelilingi Bumi yang menggunakan radar untuk mengukur pergeseran di permukaan tanah.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Eksklusif
5 bulan lalu

Jejak Letusan Gunung Berapi Indonesia: Sejarah, Duka dan Peringatan dari Alam

Internasional
8 bulan lalu

Gempa Cile M7,4! Peringatan Tsunami Dicabut, Gelombang 3 Meter Masih Mengintai

Internasional
9 bulan lalu

Presiden Iran Pecat Wapres gegara Asyik Liburan Mewah saat Rakyat Kesulitan Ekonomi

Destinasi
12 bulan lalu

Mengintip Guntur Triyoga dan Apris Devita, Pasangan Tajir Liburan ke Antartika

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal