Melihat latar belakang orang tuanya, William pun diharapkan menjadi seseorang yang jenius, tapi kecerdasannya rupanya jauh lebih di atas rata-rata. Bagaimana tidak, pada usia 18 bulan, William sudah bisa membaca The New York Times.
Sementara pada usia 8 tahun, dia belajar sendiri bahasa Latin, Rusia, Prancis, Yunani, Jerman, Ibrani, Turki dan Aremenia. Menariknya, selain 8 bahasa itu, William pun menemukan bahasanya sendiri dan menyebutnya 'vendergood'.
Saat menyadari kecerdasan William, sang ayah mencoba mendaftarkannya di Harvard. Tapi, dia ditolak karena masih berusia 9 tahun saat itu. Berselang dua tahun kemudian, Harvard menerimanya dan William menjadi orang termuda yang diterima di Harvard pada 1909.
Pada 1910, pengetahuan William tentang matematikanya sangat luar biasa, hingga dia diberikan gelar 'anak ajaib'. Hingga akhirnya William menyelesaikan gelar sarjana seninya pada usia 16 tahun. Popularitas yang didapat di usia muda tampaknya melelahkan.
Tidak lama setelah lulus, William mengatakan pada wartawan, dia ingin menjalani kehidupan yang 'sempurna'. Kehidupan yang dimaksud William salah satunya pengasingan.