"Untuk membuat planet cukup hangat untuk air permukaan, atmosfernya membutuhkan sejumlah besar gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida," kata Mahasiswa pascasarjana UCR dan penulis pendamping pertama paper ini Chris Tino.
Tidak ada cara untuk mengukur jumlah karbon dioksida yang secara historis berada di atmosfer Mars. Jadi, tim mencari analog di Bumi. Tim menemukan kawah Nordlinger Ries di Jerman, yang terbentuk saat sebuah meteorit menghantam Bumi 15 juta tahun lalu.
Tim mempelajari kawah Nordlinger Ries dan menemukan air yang dikandungnya mempunyai tingkat pH dan alkalinitas yang tinggi, suatu kombinasi yang dapat memungkinkan mikroorganisme bertahan hidup.
"Sampel batuan kawah Ries memiliki rasio isotop nitrogen yang dapat dijelaskan dengan pH tinggi. Terlebih lagi, mineral dalam sedimen kuno memberitahu kita, alkalinitas juga sangat tinggi," ujar rekan penulis Eva Stüeken, seorang dosen di University of St. Andrews di Skotlandia.
Temuan terbaru menunjukkan Mars dapat memiliki kondisi serupa jika memiliki tingkat karbon dioksida sangat tinggi di atmosfernya. Karbon dioksida yang tinggi akan mengisolasi planet awal dan membuatnya cukup hangat untuk memiliki air di permukaannya.
"Mungkin 10-20 tahun sebelum sampel dibawa kembali ke Bumi. Tapi, sya senang mengetahui kami mungkin telah membantu mendefinisikan salah satu pertanyaan pertama yang diajukan setelah sampel ini didistribusikan ke laboratorium di Amerika Serikat dan seluruh dunia," ujar Lyons.