CALIFORNIA, iNews.id - NASA telah merekam suar Matahari terkuat sejak Oktober 2017. Badan antariksa Amerika Serikat itu mengatakan suar tidak akan membahayakan Bumi.
Tapi, aktivitas yang meningkat dapat berarti dimulainya siklus Matahari baru. Selama minimum, ada bintik Matahari secara signifikan lebih sedikit dan medan magnetnya melemah, memungkinkan sinar kosmik dari luar tata surya turun di Bumi.
Namun, dengan pendeteksian suar ini dan peningkatan spot Matahari oleh Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA, berbagai hal dapat segera berubah. Setiap 11 tahun atau lebih, medan magnet Matahari akan membalik dan mengubah aktivitas bintang induk.
Matahari yang lebih aktif dapat menyebabkan erupsi raksasa dari permukaan yang dikenal sebagai coronal mass ejections (CMEs) yang terkadang dapat mencapai Bumi. Hasilnya, mungkin seperti aurora dan bahkan beberapa gangguan dengan komunikasi radio dari satelit.
“Saat Matahari bergerak melalui siklus 11 tahun alaminya, di mana aktivitasnya naik dan turun, bintik Matahari juga naik dan turun jumlahnya. NASA dan NOAA melacak bintang Matahari untuk menentukan, dan memprediksi, kemajuan siklus Matahari dan akhirnya aktivitas Matahari,” kata NASA dalam blog-nya yang dikutip dari Metro.co.uk, Kamis (4/6/2020).