JAKARTA, iNews.id - Matahari memengaruhi lingkungan luar angkasa dengan lebih dari sekadar menjadi sumber panas dan cahaya. Benda langit ini juga mengeluarkan radiasi dan partikel bermuatan yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi dalam fenomena kompleks yang disebut cuaca luar angkasa.
Cuaca luar angkasa bisa memengaruhi kesehatan astronot yang bepergian di luar perlindungan magnetosfer Bumi dan elektronik seperti satelit di orbit tinggi. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Matahari dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan luar angkasa, NASA baru-baru ini mengumumkan dua misi luar angkasa baru yakni The Multi-slit Solar Explorer (MUSE) dan HelioSwarm.
“MUSE dan HelioSwarm akan memberikan wawasan baru dan lebih dalam tentang atmosfer matahari dan cuaca luar angkasa,” kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi NASA untuk sains, dalam sebuah pernyataan.
Menurut Zurbuchen, misi ini tidak hanya memperluas ilmu misi heliofisika kami yang lain — tetapi mereka juga memberikan perspektif unik dan pendekatan baru untuk memahami misteri bintang Bumi.
MUSE akan menjadi pesawat ruang angkasa di orbit di sekitar Bumi yang dipersenjatai dengan dua instrumen yang terlihat dalam panjang gelombang ultraviolet (EUV) ekstrim - spektrograf EUV dan imager konteks EUV.