Faktanya, sisi panas dari exoplanet yang terkunci secara bergelembung seperti balon, membentuknya seperti telur. Dari jarak puluhan hingga ratusan tahun cahaya, para astronom secara tradisional melihat suhu exoplanet itu homogen, membuatnya tampak jauh lebih dingin dibanding yang didiktekan fisika.
Suhu pada exoplanet, terutama hot Jupiter dapat bervariasi hingga ribuan derajat. Menurut penulis utama Ryan MacDonald, temperatur yang lusa bisa meningkatkan kimia yang berbeda secara radikal di berbagai sisi planet.
Setelah meneliti paper ilmiah exoplanet, Lewis, MacDonald, dan rekan penelitian Jayesh Goyal memecahkan misteri suhu yang tampaknya lebih dingin. Matematikan para astronom salah.
“Ketika Anda memperlakukan planet hanya dalam satu dimensi, Anda melihat sifat planet seperti suhu, secara tidak benar. Anda berakhir dengan bias. Kami tahu perbedaan 1.000 derajat itu tidak benar, tapi kami tidak memiliki alat yang lebih baik. Sekarang kami punya,” kata Lewis.
Para astronom sekarang dapat dengan percaya diri mengukur molekul-molekul exoplanet. Dengan pemodelan terbaru yang menggabungkan data exoplanet saat ini, para astronom bisa mendapat suhu di semua sisi exoplanet dan lebih baik menentukan komposisi kimia planet.
“Saat teleskop luar angkasa generasi mendatang naik, akan sangat menarik untuk mengetahui seperti apa sebenarnya planet-planet ini,” kata MacDonald.