GUATEMALA, iNews.id - Sebanyak 61.000 struktur kuno Maya bersembunyi di hutan lebat di Guatemala. Temuan mengungkapkan petunjuk tentang praktik pertanian, infrastruktur, politik, dan ekonomi budaya kuno.
Hutan Guatemala sendiri sangat lebat dan menantang untuk dijelajahi, sehingga para peneliti memetakan dataran dengan bantuan teknologi yang dikenal sebagai light detection and ranging, atau lidar. Gambar lidar diambil selama survei udara di Maya Lowland, sebuah wilayah yang mencakup lebih dari 810 mil persegi (2.100 kilometer persegi).
"Karena teknologi lidar mampu menembus kanopi hutam yang tebal dan fitur peta di permukaan Bumi, lidar bisa digunakan untuk menghasilkan peta tanah yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi fitur buatan manusia di tanah, seperti dinding, jalan, atau bangunan," kata Direktur Institut Penelitian Amerika Tengah di Universitas Tulane Marcello Canuto dalam keterangannya dari Live Science, Rabu (3/10/2018).
Survie udara lidar mencakup 12 wilayah terpisah di Peten, Guatemala dan pemukiman Maya baik pedesaan maupun perkotaan. Setelah menganalisis gambar - yang terdiri atas rumah terpencil, istana besar, pusat upacara, dan piramida - para peneliti menetapkan sebanyak 11 juta orang tinggal di dataran rendah Maya selama periode Klasik akhir, dari 650 hingga 800 Masehi. Jumlah ini konsisten dengan sebelumnya.
Untuk mempertahankan populasi besar, kata peneliti, dibutuhkan upaya pertanian besar-besaran. Oleh karena itu, tidak mengherankan saat survei lidar mengungkapkan banyak lahan basah di daerah dimodifikasi untuk pertanian.