Saat ini, ketiga serigala ganas tersebut hidup di lokasi seluas 2.000 hektare di lokasi yang dirahasiakan, dikelilingi oleh pagar setinggi 3 meter yang setara dengan kebun binatang. Ketiganya dipantau oleh personel keamanan, drone, dan umpan kamera langsung. Colossal mengatakan fasilitas tersebut telah disertifikasi oleh American Humane Society dan terdaftar di Departemen Pertanian AS.
Para ilmuwan dan kolaborator Colossal mengatakan, mereka berhasil menyusun dua genom Aenocyon dirus berkualitas tinggi atau rangkaian informasi genetik yang lengkap, dengan menggunakan DNA purba yang diekstrak dari dua fosil serigala dire wolf.
Tim tersebut membandingkan genom tersebut dengan genom hewan canidae atau anjing-anjing yang masih hidup seperti serigala, jackal, dan rubah agar bisa mengidentifikasi varian genetik untuk ciri-ciri khusus serigala ganas, seperti bulu putih dan bulu yang lebih panjang dan tebal.
Para ilmuwan kemudian menggunakan informasi dari analisis genetik untuk mengubah sel serigala abu-abu, melakukan 20 penyuntingan pada 14 gen sebelum mengkloning garis sel yang paling menjanjikan dan mentransfernya ke dalam telur donor.
Selanjutnya, embrio yang berkembang sehat dipindahkan ke induk pengganti untuk kehamilan antarspesies, dengan tiga kehamilan yang menghasilkan kelahiran spesies pertama yang telah punah. Colossal menggunakan anjing domestik sebagai induk pengganti, khususnya anjing ras campuran yang besar.