Sampah Antariksa Berpotensi Ganggu Satelit

Okezone
Ilustrasi sampah antariksa (foto: SciTech Europa)

JAKARTA, iNews.id - Sampah antariksa menjadi isu internasional. Pasalnya, sampah antariksa berpotensi menganggu bahkan merusak satelit yang masih beroperasi.

Dikutip dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), karena kecepatannya yang luar biasa, sampah yang berukuran sangat kecil pun memiliki energi yang cukup besar untuk menimbulkan kerugian. Sampah antariksa bisa bergerak dengan laju mencapai 7 km/detik (25 ribu km/jam). Akibatnya, sampah dengan berat 5 kg memiliki energi yang sebanding dengan sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 100 km/jam.

Dalam sebuah tabrakan antara dua benda antariksa buatan, rata-rata laju relatif antara kedua benda adalah sekitar 11 km/detik (mendekati 40 ribu km/jam). Oleh karena itu tabrakan dengan sampah yang berukuran cukup besar mampu menghancurleburkan sebuah satelit seperti yang terjadi pada 10 Februari 2009.

Ketika itu satelit bekas milik Rusia bernama Cosmos 2251 menabrak satelit Iridium 33 milik Amerika Serikat yang masih beroperasi. Ribuan sampah baru kembali tercipta memperparah polusi di antariksa.

Sampah yang lebih kecil bahkan berukuran 1 mm pun tetap berpotensi merusak jika menabrak komponen satelit yang sensitif seperti lensa atau panel surya. Tapi, kecepatan saja tidak menceritakan semuanya. Hal yang menjadikan sampah antariksa akhirnya menjadi isu internasional adalah jumlahnya yang terus bertambah.

Jika pertambahan ini terus berlangsung maka kepadatan di wilayah orbit tertentu suatu saat akan terlalu tinggi sehingga jika di situ terjadi tabrakan antara dua benda maka serpihan-serpihan yang terjadi akan memicu terjadinya tabrakan yang lain.

Pada gilirannya, tabrakan yang lain ini akan memicu tabrakan yang lain lagi. Kejadian ini akan terus berulang sehingga terjadi reaksi berantai tabrakan benda antariksa yang dikenal dengan nama Kessler syndrome. Wilayah orbit yang diperkirakan akan mengalami skenario ini pertama kali adalah wilayah orbit rendah yang berada di ketinggian kurang dari 2.000 km.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Telco
2 bulan lalu

Satelit Nusantara 5 Berhasil Diluncurkan, Koneksi Internet Makin Kencang Terbesar di Asia Tenggara

Nasional
4 bulan lalu

Sejarah Baru! Unhan Sukses Luncurkan Satelit RIDU-Sat 1 di California

Sains
1 tahun lalu

5 Sampah Antariksa Pernah Jatuh di Indonesia, Sudah Terjadi sejak 1981

Sains
1 tahun lalu

Hujan Satelit Berpotensi Timbulkan Ancaman Baru untuk Lapisan Ozon, Begini Penjelasannya

Internet
1 tahun lalu

Intip Daftar Harga Internet Starlink Elon Musk, Tertarik?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal