"Menjelang akhir tahun lalu, seorang kolega menunjukkan kepada saya data yang diperoleh YouTuber Chris Budiselic, yang ingin membuat replika cincin kalender dan menyelidiki cara untuk menentukan berapa banyak lubang yang ada di dalamnya," kata Graham Woan, seorang profesor di Sekolah Fisika & Astronomi, dalam sebuah pernyataan baru-baru ini sebagaimana dikutip dari Pop sci, Selasa (20/8/2024).
Woan menerapkan analisis Bayesian, metodologi untuk masalah yang berhubungan dengan ketidakpastian dan data tidak lengkap. Analisis digunakan untuk menghitung jumlah total lubang yang paling mungkin dengan memperhitungkan enam fragmen cincin yang masih ada dan penempatan lubangnya. Hasilnya, Woan dengan yakin menyatakan cincin kalender tersebut berisi 354 atau 355 lubang.
Sementara itu, anggota fakultas lain di Institut Penelitian Gravitasi universitas Joseph Bayley memutuskan menggabungkan pendekatan analisis statistik yang sama sekali berbeda untuk membantu memecahkan kode tersebut.
Dalam kasus ini, Bayley mengadaptasi teknik yang digunakan untuk mendeteksi dan menilai ketidakpastian seperti riak gelombang gravitasi yang halus di ruangwaktu dihasilkan peristiwa tabrakan black hole. Hasilnya menunjukkan cincin tersebut memiliki 354 atau 355 lubang dalam radius melingkar 77,1 mm, dengan ketidakpastian sekitar 1/3 mm.
Analisis statistik juga menunjukkan setiap lubang bervariasi hanya 0,028 mm, tingkat akurasi yang mencengangkan saat mekanisme Antikythera dibuat.