JAKARTA, iNews.id - Kemitraan antariksa antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) terlihat semakin goyah setiap hari. Kemitraan diperburuk sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, sehingga mendorong AS dan sejumlah negara lain menjatuhkan sanksi ekonomi baru.
Pejabat antariksa Rusia telah mengecam sanski AS. Sebagai tanggapan, mereka telah menghentikan penjualan mesin roket buatan Rusia ke perusahaan AS dan menghentikan pel
uncuran roket Soyuz buatan Rusia dari Spaceport Eropa di Guyana Prancis.
Kepala Badan Antariksa Rusia, Roscosmos Dmitry Rogozin bahkan mempertanyakan partisipasi negara itu dalam program International Space Station (ISS). Rogozin sekarang menembakkan sejumlah tweet baru, beberapa ditujukan untuk mantan astronot NASA Scott Kelly.
Kelly bukanlah target acak. Mantan astronot itu sering men-tweet dalam bahasa Rusia tentang invasi Ukraina, dan dia secara khusus membidik Roscosmos dan Rogozin. Misalnya, minggu lalu, Rogozin men-tweet video teknisi yang menempelkan bendera Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lain di roket Soyuz yang seharusnya meluncurkan 36 satelit internet untuk perusahaan OneWeb yang berbasis di Inggris dari Rusia- menjalankan Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.
Peluncuran itu, yang dijadwalkan pada 4 Maret, tidak terjadi, karena OneWeb dan pemerintah Inggris, yang memiliki bagian dari perusahaan, menolak untuk memenuhi tuntutan baru yang diberlakukan oleh Roscosmos.
"Peluncur di Baikonur memutuskan tanpa bendera beberapa negara, roket kami akan terlihat lebih indah," tulis Rogozin dalam bahasa Rusia.
Kelly menanggapi tweet itu pada Minggu, 6 Maret 2022. Dia menulis, "Dimon, tanpa bendera-bendera itu dan devisa yang mereka bawa, program luar angkasa Anda tidak akan berarti apa-apa. Mungkin Anda dapat menemukan pekerjaan di McDonald's jika McDonald's masih ada di Rusia."