Dari pembacaan, struktur berbentuk L tersebut tampaknya telah diisi dengan pasir, yang berarti ditimbun kembali setelah dibangun. Struktur yang lebih dalam, kata tim, merupakan anomali yang sangat resistif menurut pembacaan. Ini menunjukkan itu mungkin merupakan campuran pasir dan kerikil, atau mungkin rongga udara.
Menurut penulis utama studi Motoyuki Sato, seorang profesor di Pusat Studi Asia Timur Laut di Universitas Tohoku di Jepang,
penggalian menentukan struktur berbentuk L itu sekarang sedang dilakukan. Sato yakin struktur tersebut bukanlah fenomena alam, karena bentuknya terlalu tajam.
Peter Der Manuelian, seorang profesor Egyptology di Universitas Harvard yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Live Science, ini area menarik, yang menghindari eksplorasi karena tidak adanya bangunan atas.
Ada kapel persembahan berbentuk L di Giza, tapi biasanya di atas tanah. “Saya belum yakin apa yang diwakili oleh anomali ini, namun hal ini jelas layak untuk dieksplorasi lebih lanjut," tuturnya.
Pekerjaan penginderaan jarak jauh dilakukan antara 2021 dan 2023 oleh tim gabungan ilmuwan dari Universitas Internasional Higashi Nippon, Universitas Tohoku, dan Institut Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika Mesir.