JAKARTA, iNews.id - China sekali lagi memilih untuk membiarkan roket besar jatuh kembali ke Bumi dengan sendirinya. Keputusan itu membuat China di bawah pengawasan dari pelacakan puing-puing luar angkasa usai penurunan serupa yang tidak terkendali pada 2020 dan 2021.
Tracker berpengalaman dari peristiwa di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics Jonathan McDowell mengatakan data orbital Command AS menunjukkan tahap 21-ton mengambang dengan sendirinya.
"Tahap inti tetap berada di orbit dan tidak secara aktif terdeorbit," tulis McDowell di Twitter. McDowell menambahkan relatif terhadap penyedia peluncuran AS, orang Amerika melakukan pekerjaan pembuangan tahap atas yang agak lebih baik dibanding China, sebagaimana dikutip dari Space.
Militer AS belum mengeluarkan peringatan di Twitter, baik melalui Komando Luar Angkasa atau Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 yang melacak entri ulang. Aerospace Corporation, yang biasanya menyediakan informasi tentang kendaraan besar buatan manusia yang masuk kembali, juga tidak membahas masalah ini di media sosial.
Secara umum, risiko korban dari tahap roket yang jatuh sangat rendah, tetapi badan roket Long March 5B sangat besar. China meluncurkan modul stasiun luar angkasa Wentian pada hari Minggu (24 Juli) pukul 2:25 pagi EDT (0625 GMT atau 14:25 waktu Beijing).