Fenomena tersebut bisa disaksikan pada Rabu malam di langit Selandia Baru dan Australia, disebabkan lontaran masif partikel matahari yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME) yang memicu badai geomagnetik saat mencapai Bumi.
NOAA menyatakan badai level 4 dari skala 5 terjadi pada Selasa, namun bisa terulang kembali pada Kamis (13/11/2025).
Dampaknya langit di belahan selatan, termasuk Selandia Baru dan Australia, hingga ke tengah, seperti Meksiko, menyala dengan cahaya pink dan hijau redup. Langka, karena penduduk di selatan dan tengah tak harus melakukan perjalanan jauh ke kutub Bumi untuk melihat fenomena tersebut.
Tahun lalu, badai geomagnetik level 5 terjadi untuk pertama kali dalam 20 tahun, menghasilkan pemandangan Aurora Borealis dan Aurora Borealis yang sama spektakulernya.
Untuk bisa melihat aurora, warga disarankan mencari langit yang lebih gelap, jauh dari lampu-lampu kota dan membawa kamera atau ponsel yang bisa merekam cahaya tersebut melalui foto eksposur lama, jika tak bisa melihatnya oleh mata telanjang.